Dibawah Senja, Dengan Cinta

Aku seperti mayat,
dengan luka tersayat,
tanpa pernah sempat bertaubat,
berjalan di antara tumpukan rindu di balik hati yang sekarat...

Ku buat sajak,
tentang burung-burung nan bijak,
yang tak pernah beranjak,
dari sebuah tragedi yang terinjak-injak.

aku menantimu,
di ujung penantian kutemui jalan buntu,
dan tak pernah menentu,
kau datang hanya saat nyawa telah di ujung leherku,
oh.... kuharap alam membunuhku,
meninggalkan jejak-jejak bersayap yang membisu,

Senja mulai menguning,
Di batas penantian hati yang mulai bening,
dan aku bergeming,
ku langkahkan kaki, terseok, dan tertatih menghadap Illahi untuk menjemputku
dengan satu kecupan nikmat di kening.


Oktober-Desember


Komentar