Dengan lincah
aku bergegas ke jembatan Prague,
Melihat lalu
lalang dunia dari kacamata dunia,
Aku berhenti
melangkah,
Seseorang seperi
bicara padaku,
Ya, wanita
tua di pelataran itu,
Dia menua
dengan mengenaskan dan cedera,
Ganas oleh
umurnya,
Menyendiri dengan
udara, tak perlu katanya,
Karena cinta
sudah memilih jalannya.
Aku melangkah,
dan kutemui bocah laki-laki penjaja kalung kerang,
Kusentuh dagunya,
dan dengan senyum pisang, ia berkata..
Ambil ini,
dan berikan pada boneka beruang berpantat lebar di kamarmu.
Aku kembali
melangkah, tiba di sudut jembatan Prague
Aku melihat
muda-mudi bercinta di sudut gang kecil,
Senikah? Pandangan
ku tak beralih dari nafas mereka yang bertaut,
Aku tersenyum,
lalu skeptis, ah…bukankah cinta seperti virus?
Akan hidup
di hati yang hidup, di jiwa yang hidup.
Aku kembali
melangkah, berhenti di persimpangan.
Di seberang
jalan kulihat pria muda,
Aku tak suka
caranya memegang cerutu, tak klasik, tak berkelas,
Collin, dia
bertanya, apa hati dapat tercium baunya sampai ke surga?
Aku berkata,
wafatkan saja sikap sok pahlawanmu,
Dan kau mungkin akan dapatkan manteranya.
Aku kembali
berjalan, tiba di akhir jembatan Prague,
Aku menyadari,
mereka dan hatinya,
Bagai langit
dan bumi,,
Cahaya dan
kegelapan,
Mereka takkan satu,
Dan minyak
dengan air,
Dan rindu
juga pesakitan,
Mereka takkan
sudi bercumbu..
Dan relakan,
relakan aku pergi,
Ikhlaskan jika
aku mati,
Di detik-detik
aku tak bisa mengenangmu.
Berkuasalah,
berjayalah, hempaskan ombak kedengkian itu,
Pecah dan
pisahkan bumi dari kulitnya.
Sungguh dulu aku tak tau dimana jembatan Prague,
Tapi aku pernah melewatinya di mimpiku di tahun 2005,
ternyata..oh ternyata.....Charles Bridge Prague. ^_^
Komentar
Posting Komentar