Hemm, sedikit bingung mau ngasih judul apa karena
baru kali ini bener-bener ngerasa jadi “tempat sampah” para ibu-ibu muda yang
sudah mulai berumah tangga, well, mari kita share ilmu di laman ini semoga
bermanfaat, sebenarnya aku tak pandai basa-basi, tapi harap di maklumi yaa,,
hehe :)
Rabu
, 16 November , 2011
Mbak,
mau tanya, saya kan sudah menikah tanggal 11/11/’11 lalu, yah, acara lumayan
ramai, dan banyak sanak saudara yang datang berkunjung untuk memberi ucapan dan
doa restu terhadap pernikahan kami. Karena terlalu lelah, kami belum sempat
melakukan malam pertama seperti para pengantin baru biasanya, tapi pada malam
berikutnya, yaitu tanggal 12/11/2011. Seperti biasa, foreplay dimulai, namun
saat menjelang “waktu masuk” setelah agak lama saya mulai kesakitan, dan
menjerit, lalu suami mulai menghentikan. Saya tau saya berdarah, saya
ketakutan. Dan menyudahi acara malam pertama kami. Malam berikutnya, kami
mencoba lagi, namun hal yg terjadi 2 hari lalu, terulang kembali, saya
berdarah, tidak banyak memang, tapi tetap sakit, dan singkat cerita sampai tadi
malam pun masih mengeluarkan darah dan sakit. Apakah itu normal? Berapa hari
sakit itu normalnya terasa? Apa saran mbak? makasih ya.
(SR,Tangerang)
JAWAB
:
Well,,
buat mbak SR, saya akan mencoba menjawab pertanyaan mba ya, kasus yang mba
alami ini, disebut dispareunia, yang berarti bahwa koitus sukar dan nyeri, atau
penetrasi penis tidak lengkap. Ini sering disebabkan oleh kelainan organic,
misalnya karena sempitnya vagina akibat atrofi dan jaringan parut oleh
peradangan vulva dan vagina, dan oleh proses penyakit di dalam panggul.
Kadang2
dispareunia mempunyai dasar psikoseksual untuk melindungi suatu organ (Orgaan-neurase). Dalam hal ini nyeri
dirasakan ditempat lain (parametropatia spastika), yang disebabkan menegangnya
ligamentum sakrouterinum dan ligamentum kardinale. Sering pula dispareunia
disebabkan oleh vaginisme akibat spasme dari muskulus sfingter vaginae dan
muskulus levator ani.
Dasar
dari menegangnya ligament-ligamen dan mengejangnya otot-otot itu ialah rasa
takut yang berlebihan, yang disebabkan karena beberapa factor emosional : bisa
kesalahan dari pihak suami, tidak adanya perhatian/pengertian, rasa nyeri pada
koitus pertama, rasa cemburu, ketakutan akan penyakit kelamin, pengalaman
seksualitas yang buruk, ketakutan kehamilan dan persalinan, pemakaian alat
kontrasepsi yang tidak sesuai, dan juga keran hysteria. Sebaliknya dispareunia
dapat menyebabkan banyak mental distress
pada suami-istri. (nah, dari factor diatas, mana yang mbak SR alami?)
Ketika melakukan
seks untuk pertama kalinya, ada wanita yang merasa sakit pada bagian vaginanya
ada juga yang tidak. Perbedaan itu terletak pada seberapa banyak cairan
lubrikasi yang dihasilkan dan seberapa tegang hymen (selaput dara) wanita
tersebut saat bersenggama.
Hymen atau
selaput dara adalah selaput membran yang melindungi bagian depan vagina.
Selaput dara tidak hanya bisa robek karena melakukan hubungan seksual, tapi
juga karena berkuda atau kecelakaan yang melukai daerah tersebut.
Nyeri di daerah
vagina juga bisa muncul saat cairan lubrikasi tidak keluar. Cairan lubrikasi
pada wanita hanya akan keluar jika ia merasa terangsang, tapi jika ia sedang
stres atau tegang, cairan itu tidak akan keluar.
Pakar andrologi
dan seksolog, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS mengatakan bahwa rasa
sakit seharusnya tidak muncul saat melakukan seks jika wanita sudah siap dan
terangsang. "Intinya kan hanya masalah siap atau tidak siap dan terangsang
atau tidak terangsang saja. Kalau wanita sudah siap dan terangsang, pasti tidak
akan sakit," ujar Prof Wimpie.
Sakit saat
berhubungan seksual juga bisa dicegah jika pria tidak tergesa-gesa melakukan
penetrasi. "Sebaiknya atur posisi dengan baik, lebih baik lagi jika wanita
yang mengarahkan. Jika pria terlalu bergairah melakukan penetrasi sedangkan
wanita belum siap, maka bisa terjadi pendarahan karena robeknya selaput
dara," jelas dokter yang mendapatkan gelar seksolog dari University of
Washington, Amerika Serikat.
Namun yang harus
diketahui, robeknya selaput dara tidak harus mengeluarkan darah. "Selaput
dara yang robek tidak selamanya ditandai dengan pendarahan. Kalau selama
penetrasi wanita merasa rileks, terangsang dan cairan lubrikasinya keluar maka
tidak akan terjadi pendarahan," tutur Prof Wimpie.
Menurut Wimpie,
ketika seorang wanita terangsang, aliran darahnya akan mengalir dengan cepat
dan lancar. Hal ini menyebabkan seluruh pembuluh darahnya melebar, termasuk
pembuluh darah pada bagian vagina. Pelebaran inilah yang menentukan tegang atau
tidaknya selaput dara.
Selaput dara
yang tidak tegang akan dengan mudah dimasuki penis tanpa mengeluarkan darah.
Jadi jika seorang wanita tidak mengeluarkan darah saat malam pertama, suami
jangan langsung memvonis dan menduga bahwa istrinya sudah tidak perawan.
"Justru yang bagus seperti itu, nggak sakit atau berdarah. Wanita bisa
saja tidak berdarah saat terjadi penetrasi dan selaput daranya robek,".
Jika tidak berdarah, artinya si pria sudah bisa merangsang wanita dengan baik.
Untuk
menghindari rasa sakit saat berhubungan seksual, Prof Wimpie menyarankan agar
kedua belah pihak saling mengerti. Pria jangan tergesa-gesa dan wanita
sebaiknya mempersiapkan diri. Jangan lupa lakukan foreplay (pemanasan) mulai
dari yang paling ringan seperti memeluk, mencium, meraba, memijat dan
sebagainya.
Nah, itu saran
dari seksolog ya,, kalau saran saya sendiri, jika masih terus-terusan berdarah,
sebaiknya ke dokter spesialis kandungan untuk melihat apakah ada lecet/robek
sampai ke ujung mulut rahim, untuk dilakukan penjahitan. So, intinya periksa!!
Oke, have a nice day :)
Komentar
Posting Komentar