Dan hal – hal yang ingin aku lakukan di tahun berikutnya :
- Menulis tiga halaman setiap pagi
- Menghabiskan lima jam seminggu sendirian, berkencan dengan bakat artistikku, mencari hal-hal yang dapat diajak bermain, diamati, dan dikenang.
- Saat merasakan kebuntuan, jenuh, atau frustrasi ;
·
Aku menulis perasaan-perasaan ragu secara
mendetail, tanpa mencoba membangun, sehingga aku dapat mengusirnya, dan kembali
melangkah.
·
Aku mencari lembaran-lembaran tulisan lama atau
gambar-gambar lama dan bercengkrama dengannya.
·
Aku mengambil resiko kreatif terbesar yang dapat
kuperkirakan dan mencoba sesuatu yang benar-benar baru.
·
Aku memikirkan kualitas-kualitas universal yang
penting untukku, seperti kelembutan, kesendirian, kerendahan hati, rasa kasih,
apapun, dan mencoba mengekspresikannya melalui citra.
·
Aku menulis soal mengapa aku suka menulis.
·
Aku memikirkan hal-hal yang ku syukuri, serta
menulis atau membuat gambar-gambar soal mengungkapkan rasa terima kasih.
·
Aku membiarkan diriku menulis hal-hal biasa
paling mengerikan yang pernah ditulis, tanpa pernah berhenti membacanya.
·
Aku membuat daftar kata-kata dan suara-suara
yang kusukai, hal-hal yang membuatku bahagia, hal-hal yang membuatku sedih,
orang-orang yang kutemui, tempat-tempat yang ku kunjungi, makanan yang kumakan,
apapun.
·
Aku menulis tentang hal-hal palsu diriku, dan
hal-hal yang ingin kubuang, lalu mengenali hal-hal yang tersisa.
·
Aku pulang, kemudian membaca buku-buku yang
mengilhamiku, lalu menuliskan kutipan-kutipan menarik.
4.
Saat pikiran kusut, sehingga mengganggu efektifitas
kerja dan konsentrasi mendengar, aku meluangkan waktu sebentar untuk duduk
serta mendengar suara-suara di benakku dan reaksi emosional ku terhadapnya
tanpa mencoba menerima segalanya dan tanpa mencoba mengusirnya.
5.
Focus mendukung seni dalam interaksi personal ku
dengan orang-orang disekelilingku. Menghormati aksi-aksi kreatif dan artistic
sehari-hari teman-temanku, keluargaku, dan orang-orang yang kutemui saat itu.
6.
Mendukung keragaman cultural/intelektual dan
akuntabilitas ekologis melalui kebiasaan ku sebagai konsumen. Missal, membeli
kartu pos karya seniman local atau barang-barang seni lainnya, ketimbang
membeli poster karya orang-orang yang telah meninggal.
7.
Menghindari dalih kreativitas sebagai alasan
untuk hidup berantakan, megabaikan kesehatan, terlambat, terlibat dalam drama
orang lain yang tak berguna, merokok, dan hal-hal lemah lainnya.
8.
Pergi ke suatu tempat berpantai atau bergunung,
mengambil sedikit perspektif. Mempelajari seni, pendidikan, dan survival (cara
mempertahankan hidup) dalam kondisi yang sangat berbeda. Menggali pengalaman
disana, yang akan memenuhi tulisanku.
9.
Berhenti melakukan kesalahan, demi kerendahan
hati. Hai kawan kecil di otakku yang terus berteriak, kau mati-matian demi
meraih kerendahan hati dan kesucian niatmu. Saat mencapainya dengan cara sehat,
kau akan memperoleh lebih banyak perspektif dari yang pernah kau miliki
sebelumnya. Tentu ini tak mudah, perlu waktu lama. Cobalah menangis. Kau tak
perlu mengendalikannya. Cobalah mengingat bahwa kerendahan hati itu penting.
Karena hal itu merupakan kesenangan dan realitas, bukan kebajikan.
Komentar
Posting Komentar