Pagi Yang Indah


Dalam angkutan umum setelah bekerja 24 jam, aku berjalan untuk berhenti disuatu tempat. Snack kemarin masih tersisa di tasku. Aku merasakan alangkah pucatnya aku. Aku bertatapan mata dengan seorang pemuda tampan di sampingku, yang membalas dengan sinis.
Semua orang saling mengobrol dalam angkot kecil biru muda ini. Dua perempuan dengan rambut bak terpahat dan lipstick langsung jadi sorotan di dalam angkot ini –berbeda jauh denganku yang justru berkulit pucat, ha ha- membincangkan rencana kesehatannya, “aku ingin lebih banyak jalan, untuk mengatasi berat badanku”.
“juga diet. Diet itu sangat penting.”
Aku menyeringai geli, persis saat melewati toko porcelain. Aku dapat melihat seseorang di seberangku sedang membaca dan menerka apakah dia pria tua atau perempuan tua. Di samping perempuan tadi, seorang berkulit hitam dan berambut agak panjang berkata kepada perempuan disebelahnya, “orang-orang disini tidak tahu apa itu miskin. Mereka memperoleh pendapatan tetap perbulan, tapi mereka berpikir bahwa mereka miskin.”
“karena uang akan membuatmu membelanjakan lebih banyak uang. Kau membeli barang dank au pun harus merawatnya.” Kata perempuan itu setuju.
Perempuan itu masih muda, mungkin seusiaku.di bagian ujung angkot ini beberapa orang sedang membicarakan grup band. Mereka juga menjajakan handphone.
Semua orang ini masih terjaga dan mengobrol, sementara aku lelah setelah bekerja 24 jam. Aku sungguh menyukai mereka. Aku suka naik angkutan umum bersama mereka. Aku pun tahu, naik kendaraan umum itu hak siapapun, meskipun dia sudah punya mobil. Aku tak peduli. Persetan dengan semua mobil itu. Aku suka naik angkutan umum bersama mereka.


 

mencoba untuk menjadi 
manusia ramah lingkungan  ^_^

Komentar