Kami berada disini, tempat dimana
hujan sekalipun terasa hangat. Saat mandi, kami membalur tubuh dengan sabun,
ditemani hembusan angin sepoi-sepoi. Saat hujan mulai turun, kami menunduk dan
memutar-mutar kepala, untuk melepaskan pasir dan garam kering dari rambut kami.
Kami menari hingga sabun yang menempel di tubuh hilang. Rumah kami berada di
utara semenanjung, di mana fajar dan matahari terbenam terlihat di pantai.
Ketahuilah, seperti inilah Gili.
Seperti keberadaan Stuart. Seperti
keberadaan gunung-gunung. Seperti keberadaan nafasmu. Aku pernah kesana. Dan
sekarang pun aku bahkan disana. Aku mengirimkan surat kepadamu. Sebuah
undangan. Aku beri dia wewangian kelapa.
Dapatkah kau mencium garam laut di tinta tulisanku?
Tahukah kau siapa yang kutemui
disini? Tiga petunjuk ; usianya sudah tua, setua lautan, keluar di malam hari,
punya rekaman yang telah terjadi dalam guci yang tergantung. Kau menyerah?
Ia adalah peri gigi. Penyimpan
kenangan. Aku menapaki jalan menuju pondoknya. Kemudian membuka kotak perhiasan
dari gigi susuku. Ia menyibak rambutku, sementara aku menukar salah satu gigi
susu itu dengan gigi dewasaku. Aku tak dapat menghapus kenangan tentang mamaku
juga ayah. Tidakkah kau ingin berada disini?
Merah, lavender, dan hijau pucat.
Aku tak dapat melukiskan kenikmatan ini. Dapatkah kau bayangkan terserap ke
dalam suasana saat Stuart baru tahu apa itu klaustrofobia? Nikmatnya sekitar
57-58 kali kenikmatan saat aku mengambang di laut hijau yang hangat.
Ini undangan untukmu, menyusuri
bersama karang kipas kering. Aku telah menulisnya di awal fajar dan menjelang
terbenam saat matahari menyiram langit tanpa perlihatkan dirinya di atas
horizon. Aku pun tak merasa terganggu dengan burung-burung laut itu. Ada
perkembangan bintang. Sesuatu yang tak bisa kau bayangkan di utara. Setiap
malam kami menyaksikan meteor jatuh. Banyak sekali. Mereka lebih kuat dari
hujan.
Mudah untuk melakukan perjalanan.
Kau akan tahu saat waktunya tiba. Kau akan jatuh cinta pada seseorang yang
selamanya meninggalkanmu. Suatu hari, dia akan pergi ke Gili, dan kau menyadari
bahwa kau juga ada disana. Melihatnya. Mencium aromanya.
Sadarilah, kau berada disini.
Semua rasa sakit dan kesedihan akan jadi dorongan bagimu untuk terbang kesini.
Kau sudah disini, di tenda kami, dalam ketiadaan hasrat. Kau tahu, di Giliku,
dengan kelapa dan kupu-kupunya, dinding-dinding tertutup kerang, dan mereka di
atur secara acak
.
Ketahuilah : kami tinggal di
tenda, dalam ketiadaan hasrat.
Ihwal esensial adalah mengetahui,
Gili itu ada!!
Stuart ku juga ada.
Keduanya ada.
Kami mengambang selamanya di laut
hijau.
Komentar
Posting Komentar