Tapi aku akan berkata kepada kawan-kawanku, sekali, dan selamanya,
selama itu mungkin, “Merdekalah dan Tidak Terikat” sedikit beda antara antara
kau terikat kepada pertanian dengan penjara – Henry David Thoreau.
Kalimat diatas bentuk aphorisme yang paling kusuka. Karena,
menggambarkan perasaan ku secara tepat. Aku benci terikat, kepada apapun.
Karena itu aku tak mau menghabiskan waktuku di tempat orang lain atau di
pekerjaan apapun. Rantai, kotak, dan tali kekang sama sekali bukan cerminan
diriku. Rumah paling permanen yang ingin aku tinggali adalah mobil Volkswagen
hijau tua atau sebuah perahu layar.
Selamanya kuingin menjadi penulis. Ku ingin hidup, hidup, dan hidup dan tidak akan pernah terikat. Aku ingin menikah
dengan pria yang menuntunku tanpa membelenggu leherku seperti anjing, tapi
menggenggam tangan ku. Jika tidak, aku tidak akan pernah mau terikat dengan
apapun, apakah itu pria atau sebuah rumah, atau sebuah kota, atau sebuah
pekerjaan kantoran bergaji tinggi.
Aku pernah mendengar seseorang berkata tentang filosofi hidupnya, “Aku
pernah ke Florida, New York, Eropa, Afrika dan Asia Timur. Tapi kau tak bisa
terlalu lama tinggal dimanapun, atau kau akan merasa tak nyaman. Kau akan
merasa bosan.”
Di lipatan angin sepoi-sepoi sore ini yang bebas dan cahaya matahari
yang sudah tertutup awan sejak siang aku menyahut dalam hati, “Yeah, kau benar
kawan.”
#berada di titik terjenuh kehidupan.
Rasanya monoton.
Komentar
Posting Komentar