Kita melangkah susah payah,
Di jalan panjang yang kita lukis,
Sebagaimana kita lukis wajah kita dengan debu merah
Yang berlumuran di jari-jemari kaki.
Yang satu ada di depan yang lain –sepatu demi sepatu-
Dan sebaginya, dan sebagainya seperti balok seimbang.
Yang terkadang aku lupa memandangnya.
Tapi ketahuilah kita lahir dan kelak kita mati.
Semua akan merasa sendiri.
Kesendirian kita di dunia ini, mungkin tak berlangsung
selamanya.
Mungkin kebebasan bisa menghilangkannya.
Lalu apa yang terjadi jika kesendirian kita bukan sebuah tragedy,
Kehilangan sebuah cinta beserta sebab dan perbandingannya.
Bagaimana jika kesendirian itu,
Mengijinkan kita untuk berkata jujur tanpa rasa takut.
Bagaimana bila kesendirian merangsang kita berpetualang,
Mengumpulkan pengalaman di dunia ini,
Melihat perubahan,
Sesuatu yang dinamis dan interaktif.
Jangan pernah takut dengan kesendirian,
Momen disaat kau bisa dekat dengan Tuhan, alam, bahkan
Orang yang selama ini enggan kau dekati.
Siapapun orangnya yang masih sehat fitrahnya tidak akan suka kepada orang yang ingkar janji. Karenanya, dia akan dijauhi di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada nilainya di mata mereka.
BalasHapusNamun anehnya ternyata masih banyak orang yang jika berjanji hanya sekedar igauan belaka. Dia tidak peduli dengan kehinaan yang disandangnya, karena orang yang punya mental suka dengan kerendahan tidak akan risih dengan kotoran yang menyelimuti dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ. الَّذِيْنَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لاَ يَتَّقُوْنَ
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (Al-Anfal: 55-56)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ عِنْدَ إِسْتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Bagi setiap pengkhianat (akan ditancapkan) bendera pada pantatnya di hari kiamat.” (HR. Muslim bab Tahrimul Ghadr no. 1738 dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)