"Peace of (H)Earth"

Penghalang besar gerakan perdamaian : kekurangan inovasi taktik protes publik. Kekurangan solidaritas dan akses jaringan untuk komunikasi antar organisasi. Kekurangan mediator untuk isu-isu yang dibahas. Kekurangan pernyataan alternatif - alternatif yang tersebar luas dan jelas. Kesulitan memadukan pesan "perdamaian" untuk keadilan sosial, hak-hak asasi manusia, dan gerakan keadilan ekonomi. Kesuluitan mengakses informasi. Kekurangan liputan/dukungan media.

Bagian mana dari dokumentasi pemerintah/warga negara bisa diketahui?
informasi lokal mana yang perlu di ketahui?
Bagaimana aku bisa memberi sumbangsih?
Bagaimana gerakan perdamaian ini sebaiknya tampil?
Apa sumber daya yang kubutuhkan untuk menganalisis gerakan damai lokal dengan lebih baik?
Apa yang menjadi latar belakang sejarah yang paralel antara krisis masa kini dengan masa lalu?
Apa yang perlu aku gali dari diriku sendiri?
Bagaimana cara kita mempermudah diri kita dan masyarakat untuk tanggap terhadap masalah yang tidak urgen dan tidak terlihat bagi kita dalam kehidupan sehari-hari?

"perdamaian", perlahan tapi pasti kita biarkan semua itu tercemari, parah. Bagaimana bisa kita biarkan peristiwa itu jadi mengerikan begitu lama. Sebagai contoh, Lima belas atau dua puluh tahun lalu, bila seseorang datang dan mengotori sungai, maka hari berikutnya terpampang papan peringatan "maaf, dilarang buang sampah sembarangan"--- ya, itulah peraturan, atau apalah sebutannya. Dan, betapa ajaib kita membiarkan itu terjadi berulang-ulang.

Kupikir, hasrat menangani masalah dengan menjadikan lingkungan selayak masyarakat, lebih mirip dengan kecanduan. Ketika aku berpikir katalis, aku berpikir tentang sebuah budaya berdasar peningkatan konsumsi agar sistem ekonomi bisa terus menggelinding. Bagaimana budaya ini bisa berubah sebelum menghancurkan dirinya dan lingkungannya? Bagaimana cara agar orang-orang tidak kecanduan?

Marx menyajikan hipotesis tentang revolusi mendasar dalam kesadaran manusia agar komunisme dapat bekerja. Aku bukanlah penganut Marxisme atau ilmuwan Marxisme, aku hanya terkesan. Transformasi individu, semula individu egois, tak pernah puas, dan kejam, berubah menjadi individu yang secara umum puas dengan kehidupan sehari-harinya dan peduli terhadap keberadaan orang lain adalah cukup revolusioner bagiku. Semua itu, dalam kadar tertentu, menjadi analogi yang harus kita jalankan secara berjamaah, agar kita tak terbunuh oleh kebiasaan konsumsi kita sendiri.

Masalah serupa tentang kecanduan, bahwa konsesntrasi umum kecanduan menyebutkan, kau akan mati sebelum kau dapat menghentikannya. Bila kau terapkan ini untuk menyikapi degradasi lingkungan hingga level sosiologis tertentu, maka anak-anak akan sekarat karena leukimia, sebelum kau dapat mempercepat perubahan dalam contoh kebiasaan membuang limbah itu.

Dan, Akhirnya kelas menengah di negara ini menghadapi degradasi lingkungan dan polarisasi ekonomi yang sejak lama kita hindari dan arahkan ketempat lain. Akan lebih baik jika kita dapat mempengaruhi perubahan sebelum masalah itu menjadi jauh lebih buruk bagi semua orang.

Komentar