Rumah, Lingkungan Dan Moral


Tiga kata ini, rumah, lingkungan, dan moral, adalah satu kesatuan dalam pembentukan sebuah kepribadian seseorang. Berawal dari sebuah keluarga dirumahmu, kau akan temukan suatu jati diri dan kesiapan dalam berorganisasi dengan kelompok yang lebih besar, yaitu masyarakat. 

Dalam sebuah masyarakat, segala sesuatu berawal dari dimana kita tinggal (dalam hal ini rumah) mungkin kau akan dapat bersifat lembut sehalus sprei di atas tempat tidurmu, kau juga akan dapat bersifat tegas seperti barang-barang yang terbuat dari besi di rumahmu, kau juga akan dapat bersifat pemalu seperti isi dalam lemari di rumahmu, kadang kau bersikap dingin seperti lantai marmer di rumahmu, atau kau justru lebih suka melindungi dan mengayomi sesamamu persis seperti yang dilakukan atap rumahmu. 

Saat kau lelah, rumahmu menjanjikan suatu kenyamanan dalam istirahat dan kau akan kembali segar layaknya baterai yang telah di charger, saat kau takut rumahmu menjanjikan keamanan dari pengaruh buruk lingkungan, saat kau sedih rumah mu menjanjikan kebahagiaan dengan segala fasilitas yang ada, saat kau senang rumahmu pun menjanjikan kenikmatan yang tak berujung. Itulah fungsi rumah yang sesungguhnya.Tentu saja akan didapatkan disetiap rumah, bahkan dengan rumah yang berstatus sewa dan sederhana sekalipun. 


Namun hal itu akan berbeda dan tak akan sama jikalau manusia di dalamnya tak dapat berperikemanusiaan terhadap masing-masing penghuni rumah itu, bahkan dengan rumah yang megahnya bak istana windsor sekalipun. Jadi buatlah senyaman dan sebagus mungkin rumahmu. Perhatikan juga pikiran posistif mu, pahamilah, suatu pemikiran yang selalu posistif akan selalu berdampak baik bahkan dalam keadaan yang paling kacau sekalipun, orang yang berpikiran positif akan tetap waras. 

Lingkungan, baik fisik dan non fisik sama berpengaruhnya terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan yang baik dan sehat, akan membentuk pribadi yang baik dan menyukai hal-hal yang baik, namun di lingkungan yang buruk, disinilah pemikiran waras seseorang dibutuhkan. Lingkungan buruk, seperti tempat perkumpulan para preman, pencuri, atau semacamnya walaupun mereka mememiliki norma, tentu saja perilaku mereka tak bermoral, karena merugikan orang lain. 

Lingkungan seperti ini, tidak hanya ada di kawasan bawah jembatan, pinggir rel kereta, atau pedalaman kumuh, tapi juga ada di rumah bertingkat, fasilitas mewah luar biasa, dan sebagainya. Lingkungan pencuri, preman, atau hal-hal negatif dapat ada di lingkungan yang disebut real estate sekalipun, mengapa? Memang tidak semua, namun ada sebagian individu yang bersifat demikian, namun dapat tinggal, hidup, dan berumah di kawasan elite tersebut. Tidak jauh, contoh saja para koruptor, para penyelenggara negara yang tentu saja bagi mereka yang mengambil hak rakyat secara ilegal,mereka berasal dari rumah yang baik, pendidikan yang baik, namun lingkungan yang agak aneh setelah dia bekerja, maka disinilah peran moral di pertanyakan,dan akibatnya birokrasi tidak jauh berbeda dari premanisme.

Komentar