Terbunuh aku,
Mati mengenaskan terlindas waktu,
Kala pun berebut dengan masa,
Aku hanya tetap mati merana.
Berlari,
Berharap menebas segala caci maki,
Biarkan mereka melolong,
Hingga tenggorokan mereka tak tertolong.
Ibuku pinta satu,
Ayahku tetap tegar menunggu,
Mereka membaca nasib kita, Bunda...
Dan aku bunuh diri karenanya.

Berdiri,
Aku mulai berjalan lurus, ke kanan lalu ke kiri,
Akankah semesta menolong?
Jika aku tak ingin berbohong,
Aku pun berharap, meski dengan harapan kosong.
Aku meringis,
Mencicipi hal yang manis,
Mereka lah darah, keringat dan airmataku,
Kombinasi yang pas bukan untuk mu?
Mati mengenaskan terlindas waktu,
Kala pun berebut dengan masa,
Aku hanya tetap mati merana.
Berlari,
Berharap menebas segala caci maki,
Biarkan mereka melolong,
Hingga tenggorokan mereka tak tertolong.
Ibuku pinta satu,
Ayahku tetap tegar menunggu,
Mereka membaca nasib kita, Bunda...
Dan aku bunuh diri karenanya.

Berdiri,
Aku mulai berjalan lurus, ke kanan lalu ke kiri,
Akankah semesta menolong?
Jika aku tak ingin berbohong,
Aku pun berharap, meski dengan harapan kosong.
Aku meringis,
Mencicipi hal yang manis,
Mereka lah darah, keringat dan airmataku,
Kombinasi yang pas bukan untuk mu?
Komentar
Posting Komentar