Hal pertama yang kupikirkan setelah membaca tentang artikel di suatu situs tentang keberadaan buku adalah, ini bukan kiamat. Buku dan ilmu tak akan pernah mengalami kiamat. Karena ilmu sendiri adalah sesuatu yang dengan mudah diciptakan Tuhan, dan Dialah yang Maha Mengetahui segalanya, bukankah itu mengindikasikan Dia memiliki gudang ilmu yang menggiurkan? Aku rasa, jika ada penjual tiket yang dapat mengakses kesana, lama kelamaan ia akan mampu membeli dunia.
Seperti yang kalian ketahui, ini adalah awal dari sebuah kebangkitan megadosis dari teknologi, bayangkan, umur berapa saat kau tahu cara penggunaan handphone dengan layar hijau semua? aku bahkan masih ingat jelas, aku menggunakan handphone saat ulang tahun ku yang ke 17. Itu pertama kalinya aku mengenal teknologi. Tapi siapa sangka, aku kini termasuk jajaran penikmat jasa tablet atau Kindle. Tapi seberapa pun, aku tetap pecinta buku konvensional. Akulah ikan kecil yang memakan makanan bergizi dari buku-buku yang sudah ribuan kubaca. Dan takkan kuubah itu.
Kau tahu, bahkan salah satu penulis favoritku berkata, bahwa buku dan kita akan tetap memiliki hubungan emosional meski generasi mendatang akan terus menggunakan jasa tablet tersebut. Hubungan emosional yang maksudkan disini bagiku adalah kita
masih bisa merasakan 'bau'-nya, tekstur kertas, warna warni sampulnya,
gesekan kertas dengan kulit tangan kita, usaha membuka lembar demi
lembar, usaha menata buku di rak sesuai tebal tipisnya, kita akan kehilangan saat buku dipinjam dan tidak
dikembalikan. Begitu pula saat menyaksikan perubahan warna buku dari
cerah sampai kusam lantaran dimakan usia. Kalau melihat buku
sudah berubah warna kekuning-kuningan, aku merasa buku itu makin
berwibawa. Padahal bukunya sama tapi auranya beda kalau sudah tua.
Mungkin karena aku termasuk pembaca sentimentil, sehingga memutuskan
untuk mencintai buku konvensional.
aku akan tetap begitu, akan tetap mencintai buku,.
hargailah karya sesamamu, kau akan terus dihargai diduniamu.
Thanks for Andrea Hirata,,
http://id.spesial.yahoo.com/news/biar-ada-tablet--buku-tetap-digemari-nl-beautifully-different.html
Komentar
Posting Komentar