Aku mulai kembali menatap halaman
rumah dan memutuskan berdiri di balkon hingga matahari terbit. Angin pagi lebih
dingin ketika kau berada di ketinggian. Aku menatap ufuk, mencari sebersit
sinar lain disana, segaris sinar rupanya. Mungkin sebentar lagi fajar, dan
seperti yang akan kurindukan selalu, ada gema-gema bersahutan memanggil, suara
termerdu dimuka bumi ini. Aku mengambil
kertas, rasanya lama sekali tak menulis. Aku menceritakan mimpiku barusan,
sebuah kisah lama. Tentang suatu kata yang begitu sarat makna. Kebahagiaan.
Akan kukatakan, bahwa aku pernah bahagia. Aku pernah
mengetahui rasanya memiliki teman dan dicintai. Kemudian aku sadar, pagi ini
terasa lebih sepi mereka semua telah pergi. Bukan karena egoisme, namun
menjemput impian masing-masing. Dulu aku pernah bahagia, namun segalanya
terlalu terang hingga aku tak sadar bahwa sebentar lagi mendung akan datang,
itulah kenapa kita terkadang terlalu silau melihat cahaya hingga sadar yang ada
hanya kegelapan setelahnya. Dulu aku pernah bahagia, hingga aku tahu, aku tak
butuh siapapun untuk bahagia, aku hanya butuh diriku sendiri.
Jika aku bilang aku pemalu,
mungkin tak akan ada yang percaya. Baiklah, itu terserah. Aku hanya akan
katakan bahwa diriku dari luar hanya sebuah topeng, didalamnya ada kura-kura
pemalu berwarna merah muda. Ya kura-kura itu menggunakan cangkang keras agar
tak ada yang tau apa isi dalam dirinya. Menyimpan segalanya untuk diri sendiri.
Lebih menyukai kesendirian, angin, hujan, tulisan, dan rasa masakan. Dan
kura-kura itu belum berani bertemu kuda jantannya. Ia takut terluka, atau
membuka luka yang telah dibalutnya dengan rapi. Sekali lagi kura-kura kecil itu
terlalu jelek untuk keluar, terlalu albino, terlalu terlupakan. Hanya, ia
pernah bahagia. Dulu.
disaat temanmu pergi menjemput impiannya masih...
BalasHapusdisaat kesendirian kau rasakan....
disaat dirimu bagaikan kura2 merah yang jelek....
inilah moment itu, moment dimana kura2 merah yang jelek mengejar impiannya berlomba dan jadikan teman2mu sbgi motivasi u/mengejar impianmu....
"apakah si kura2 merah, akan diam saja sementara teman2nya berusahan mengejar mimpinya masing2"..??
apakah dirinya tdak malu, hanya mengeluh dengan tulisan tentang apa yg telah terjadi saat ini..?
bangkit lawan onak dan duri mu wahai kura2, bukalah cangkang beratmu itu, bergegas tatap mimpimu bersama sahabat2 baru, sahabat yang buat drimu bergerak secepat macan tutul jawa, tangkap semua kesempatan yang ada dan jadikan itu sebagai motivasi, motivasi dan motivasi.....
"Ber-REVOLUSILAH KAU KURA-KURA MERAH"
terimakasih sudah berkunjung ke blog Saya,
Hapuskata -kata Anda luar biasa mas Stya Hadi, tidak mengandung kalimat yang membuat saya galau spekta :)
mari sama-sama berevolusi menjadi makhluk Tuhan yang lebih baik. Semangaat!!