Terkenal

Duduk di kafe perpustakaan pusat, memandang kembali danau hijau penuh ganggang itu. Mulai bertanya kemana pantulan langit biru tadi? aku hanya melihat mendung saat ini. baiklah, aku mengayuh sepeda beberapa ratus meter, sengaja memutar untuk bisa sampai ke perpus utama kampusku. Lagi-lagi aku memandang danau ganggang hijau itu, nama danaunya, Danau Kenanga. Well, cukup aneh dengan gambarnya yang gotik jika petang.Namun aku suka gotik, mencerminkan pribadiku yang gelap dan tak ingin diketahui orang. Anggap saja aku tak ada! itu baik. Kurasa aku gila.
Ini Jumat, dan ini hari minum kopi. Aku mulai kesal dengan beberapa tugas kuliah yang menumpuk. Cukup sadar bahwa itu tugas kelompok, kemudian kembali acuh tak acuh. Sebagian berkata aku bodoh, namun ada sebagian kecil (sangat kecil) aku berotak pas-pasan. Baiklah, Aku bukan manusia tanpa rasa. Aku cukup mudah sakit hati, namun begitu sulit jatuh cinta. Kurasa aku gila.
Aku akan menulis sebuah buku. Hebatnya sebuah buku yang akan jadi pedoman mahasiswa bidang kesehatan di beberapa perguruan tinggi. Dan akan aku kerjakan, dalam 1 bulan. hanya 1 bulan, dengan tugas yang striping. Semoga aku mampu, dan Kurasa aku gila.
Aku tak ingin terkenal, kubayangkan jika aku terkenal (yaa...jika memang benar akan terkenal) .Rasanya seperti menggesek gigi kelinciku dengan besi pengkikir, ngilu dengan sembilu. Itu ironi, aku akan terkenal dengan caraku, cara yang membuat aku nyaman. Aku bukan si Cantik, Aku bukan si jerapah apalagi gajah. Aku hanya kura-kura kecil. kagetkan saja dia! dan dia akan masuk kedalam tempurungnya secepat knot angin di kapal. 



Aku menulis, bukan untuk menjadi terkenal.
Aku menulis, karena menulis adalah cinta pertamaku.

Komentar