Asmara Bermata Dua


Inilah jalinan tembikar penuh warna,
Mendaki kembali di batas jengahnya kota,
Aku menatap matanya,
Diam-diam memilih masuk pada masa lalunya..
Menjadi masa depan dengan tatapan memuja,

Oh, inikah yang diributkan orang?
Asmara bermata dua..
Bernyawa sembilan dengan langkah sejuta?
Menjemput kenikmatan diatas dunia,

Aku tenggelam dalam ceruk lehernya,
Menghirup janji-janji surgawi yang menanti..
Kaki kami saling melilit, desah nafas saling terkait,,

Oh, inikah yang diributkan orang?
Ketika sesal menjemput sadar,
Keadaan jadi lebih memudar..  

Tiba-tiba jadi ambil kesimpulan sendiri,
Dan menjawab betapa pentingnya kebutuhan biologis  pada manusia.
Haha.. Hidup teori Malthus!!!

Komentar