Semangat
baru, didapat dari buah pemikiran atas keadaan yang sudah luar biasa hancur.
Kebencianmu terhadap satu orang yang ingin kau musnahkan dan kau lenyapkan
dimuka bumi ini. Kesedihanmu akan keadaan sekitar yang jauh di luar dari
harapan juga keinginanmu, meski kau tak bisa memilih kehidupan apa yang kau
inginkan namun harus tetap kau jalani. Kemarahanmu pada hati-hati yang tak
ingin mendengarmu. Kemurkaanmu pada jiwa-jiwa yang telah menuduhmu dan
memberikan pertanyaan bertubi-tubi tanpa pernah sempat kau jawab. Dan beberapa
ketakutanmu terhadap hal yang seharusnya bisa kau atasi dengan gerakan lebih
gesit sedikit. Semua hal yang tertahan itu, adalah bom waktu.
Suatu
waktu, detik terhenti, nafas pun sesak, mata berair, dan jiwa menjadi layu. Bom
waktu itu meledak dan meluluhlantakan semangatmu, tatapanmu akan hidup, dan
segalanya. Hingga pelampiasan terakhirmu adalah menemukan seseorang yang mau
mendengarmu, seakan dia juga dapat merasakan kegalauanmu, seakan dia yang
paling setia, seakan dia yang paling tahu, seakan dialah yang dapat menyentuh
hatimu, padahal jika kau tau, jika kau paham... dia adalah sebagian kecil dari
benalu hidupmu yang tak mungkin bisa (seharusnya bisa) kau abaikan. Kenapa? Karena
dia membuatmu menjadi bergantung padanya, bersandar padanya, dan seakan jiwamu
bisa pulih karenanya. Coba kau pikir, bukankah itu suatu kebohongan besar? Kau terus
berada dibawah ketiaknya, di bawah bayang-bayangnya, dan itu menyedihkan. Orang
itu sejujurnya justru hanya empati, hanya merasa “wajib” mengasihani, hanya
dapat “terkadang” merasa bosan dengan keluh kesahmu, hanya dapat berpikir bahwa
dia adalah tempat sampahmu, hanya dapat berpikir bahwa ; mendengar keluhmu yang
menyedihkan itu sejujurnya menambah rasa bete dan sedihnya, lalu kapan ada
kabar gembira darimu??? Itu yang dia tunggu sesungguhnya.
Kali
ini, coba biarkan hatimu hancur dulu, biarkan dinding-dinding ketergantungan
itu luruh, relakan serpihan-serpihannya perih tertiup angin, rasa malu yang
tertinggal jadikan pondasi bagimu untuk terus bangkit, perlahan namun pasti.
Kau harus bergerak, move on! Bayangkan saja betapa membosankannya jadi dirimu,
dalam sehari 24 jam dan 7 hari dalam seminggu kau hanya bersandar, meratap,
bergantung, tak berpijak.. ketakutan, sendirian. Kau adalah zombie. Zombie yang
menyedihkan.
Maka,
bergeraklah, teruslah mengayuh, teruslah mendaki.. jangan dengarkan masa lalu
yang mengganggumu, jangan sekalipun berhenti karena rasa negatifmu, atau kau
akan kembali terjatuh, dan tak bisa hidup lagi, bukankah kau makhluk yang
justru akan terlihat lebih buruk karena berputus asa? Ayo bangkitlah...! tidak
ada malu, tidak ada sakit, tidak ada takut, yang ada hanyalah kau harus
bergerak dengan keyakinan mantap.
Bayangkan,
betapa sedihnya orang-orang yang menaruh harapan padamu, namun kau pupuskan
harapan mereka hanya karena kau takut, kau malu, kau jatuh? Tidakkah kau merasa
bersalah? Sekalipun mereka memperlakukanmu dengan salah, tapi pastikan bahwa
kau akan tetap dapat berjalan dengan pikiran yang mantap. Ayo bangkitlah...!
tidak ada malu, tidak ada sakit, tidak ada takut, yang ada hanyalah kau harus
bergerak dengan keyakinan mantap.
Hidup adalah
sebuah sepeda,
teruslah
mengayuh jika kau tak ingin terjatuh,
hingga tiba
waktunya bagimu untuk berhenti.
Komentar
Posting Komentar