Aku? Posesif?



Ada semacam keegoisan sendiri ketika melihat dia berjalan. Menari bagai kertas origami dari warna-warni yang cantik. Dan menggelitik semesta ketika dia tertawa. Seakan seluruh alam menyaksikan gerak-geriknya. Dan itu hanya aku yang rasakan. 

Padahal langkahnya juga tidak gagah, atau terkadang sikapnya yang pemalu ketika bertatap muka dengan orang lain. Tapi dia tetap memiliki medan-medan magnet tertentu yang membuatnya serasa berkilau. Lagi-lagi dia seakan tidak pernah peduli atau bercermin dengan semesta. Dan itu hanya aku yang rasakan. 

Dia tak pernah tau, bahwa beberapa goresan bekas luka ditangannya adalah sesuatu yang selalu ingin aku sentuh. Dia tak pernah tau beberapa teman-teman wanitanya selalu berharap dia akan merespon atau tahu tentang keinginan mereka meski keinginan itu hanya sesaat. Dia bahkan tak pernah tau bahwa cara bicaranya yang lembut membuat orang lain tersenyum, termasuk aku.

Disini, dipersembunyianku hanya menatap cahayamu saja yang berkilau. Disini, dipersembunyianku hanya melihat caramu memutar balikkan dunia layaknya itu hanya sebuah bola. Disini, dipersembunyianku hanya bisa melihatmu menangis karena kau dicampakkan atau tertawa karena kau terasa konyol dengan dirimu dan lingkunganmu tanpa mampu menyentuhmu dengan tanganku. 

Lagi-lagi hanya aku yang merasakan. Aku tergila-gila, terbang bersama imajinasiku sendiri tentangmu. Tersenyum saat menatapmu, dan menangis dikala kau pergi, lalu berteriak marah jika kau tak kunjung kembali. Aku mengalami titik keegoisan tertinggi, aku mengalami posesif yang akut dan mungkin akan menjadi kronik. Dan aku menolak mengakui, tapi aku tak suka jika harus melihat dia pergi. Rasanya aku ingin memakannya hidup-hidup agar tetap bersamaku. Kau akan berkata aku posesif?

Komentar