Dikatakan bahwa di dunia ini,, kasih sayang orang tua adalah segalanya bagi anak. Pola asuh orang tua adalah model dan modal bagi anak di masa depannya yang akan ia jalani. Ada hal-hal yang patut aku dapat dan ada hal-hal yang patut aku berikan. Namun agaknya bagi sebagian anak dengan karakter tipeku (kritis, demokratis, dan cenderung win-win solution) adalah merasa terkukung. Apalagi jika yang digunakan adalah pola asuh otoriter.
Banyak orangtua yang merasa kesulitan dalam proses adjustment dengan
anaknya karena mereka tidak tahu tipe kepribadian anak satu persatu. Atau cenderung lebih banyak yang tidak mau tahu. Tidakkah mereka jika ingin menerapkan satu pola asuh harus mengetahui dulu bagaimana karakter si Anak? Ayolah,, sadar deh... anak mau sekecil atau sebesar apapun juga kalau masih sama orang tua, mereka ingin terlibat meski secara gak langsung, misal tanya dulu deh dia maunya apa dan gimana,, lalu berikan contoh gambaran akibat maupun dampak jika dia melakukan atau tidak melakukan itu. Seenggaknya beri kesempatan dia untuk berpikir dan memilih. Toh ga akan selamanya,, setelah beranjak dewasa mereka juga akan lebih mandiri untuk mengambil keputusan dan berpikir tentang efek negatif atau positif.
Penting ga sih nunjukkin teori? baiklah,, ada satu teori namanya Teori Baumrind. Dalam teori Baumrind mengemukakan empat tipe pola asuh yaitu :
- Pola asuh otoriter: Menekankan kepada pengawasan dan kontrol dari orangtua terhadap anak untuk mendapatkan kepatuhan anak. Sifat pola asuh ini cenderung kaku, tegas, dan mengekang anak dalam melakukan segala tindakan.
- Pola asuh demokratis: Menciptakan keseimbangan antara hak dan kewajiban orangtua dan anak, sehingga anak dapat bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.
- Pola asuh permisif: Sering disebut juga dengan pola asuh pemanjaan, dimana pegawasan yang diberikan sangat longgar, orangtua memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan tindakan tanpa pengawasan yang cukup.
- Uninvolved parenting (pola asuh penelantar): Orangtua memberikan waktu, biaya, dan kasih sayang yang sangat sedikit kepada anak karena orangtua lebih sering melakukan kepentingan pribadi mereka sendiri.
- Menetapkan apa yang harus dilakukan anak tetapi anak diberi kesempatan untuk melakukan dan memutuskan tindakan sendiri.
Nah, sekarang terserah deh mau pilih yang mana yang akan diterapkan. Setidaknya kenalin dulu karakter tuh anak. Apapun cara yang kita ambil sebagai pola asah, asih, atau asuh, setidaknya membawa kebaikan yang baik dan kebenaran yang manusiawi buat si anak dan orang-orang disekitar dia, jangan biarkan dia tersesat atau bahkan sampai membenci orang tuanya. Inget.. orang tua ga selamanya benar.
Pesanku untuk calon ayah dari anak-anakku :
Kita harus jadi orang tua yang baik,
aku akan jadi bunda yang baik,
dan kau ayah yang penuh kasih.
We will prove it, Honey!
Komentar
Posting Komentar