Random Yang Berpola


Mungkin sudah beberapa waktu aku mengabaikan pikiranku dan mencoba menjadi manusia “normal” yang tidak terlalu suka menyendiri dan mencintai pemikirannya. Aku bergelut dengan aktifitas yang menurutku cukup banyak sepanjang minggu,dan aku merasakannya hingga akhir tahun nanti. Meski begitu, akhirnya aku menyerah dan menulis, merenung dan mencintai pemikiranku kembali. Jika kau ingin tahu apa pemikiranku, ah.. disana hanya ada mimpi dan imajinasi, yang sayangnya itu dimiliki, aku! Orang yang dengan ribuan cara akan mewujudkannya, tentu dengan cara yang baik dan akan lebih baik sampai-sampai nenek tua depan rumah akan mengambil sendiri surat-surat dalam kotak depan rumahnya sambil bernyanyi lagu sepasang mata bola.

Dan di hari minggu siang yang cerah ini, dengan matahari dan langitnya yang berteriak bebas! Aku menikmati sekaligus tak menikmatinya. Aku menikmati karena bayangkan warna itu begitu biru dan bebas, tak menikmati karena aku tak bisa bebas.  Aku harus mengemban tanggung jawab penuh nafas berat hingga awal tahun depan. Gila!

Namun, ada hal-hal yang aku pikirkan beberapa hari terakhir ini, tentang rencana judul dan timeline pembuatan bukuku. Aku menargetkan lebih dari 3 buku untuk satu tahun dibawah panjiku sendiri, atas namaku tanpa bersama orang lain. Aku tidak egois, hanya ingin membuktikan dan mengklaim. Bahwa aku, adalah aku. Hal lain yang masih kupikirkan adalah bagaimana aku meringkas waktu dan cara kerjaku yang seperti siput. Aku hanya merasa RANDOM! Aku mengerjakan banyak hal, namun ternyata aku tak mengerjakan apapun, oh enyahlah kau, Ek!

Dari tulisan ini pun –yang sejujurnya mampu membuatku sedikit lebih tenang- aku tetap random. Aku membahas diriku, mimpiku, cuaca, bahkan kegiatan bodoh yang kupikir aku sudah melakukan itu berulang kali, aku rasa aku mengidap adiksi jenis obsesif kompulsif pada satu kegiatan. Tapi aku tak peduli, mereka banyak tahu bahwa aku mengalami sedikit kelainan di susunan otakku. Tapi tetap saja aku random. 
 Bagaimana agar aku tidak lagi random dan sedikit lebih fokus? Bagaimana? Bagaimana? Aku sudah menyusun daftar ku, tapi aku lebih suka memulai dari tengah, bawah, atau atas, atau justru kedua dari tengah. Aku random. Dan itu membuatku lebih kacau, tidak efektif dan efisien bahkan tak mengerjakannya sama sekali. Tapi percayakah kau pada kemauan? Aku rasa meski orang-orang patethic itu menyebutmu tak akan bisa, manusia gagal, atau sudahlah, asal kau memiliki kemauan, semua akan terasa “mampu” kau lakukan. Dan seketika aku percaya itu, sangat perlahan memang, tapi aku menyukai efeknya. Pola yang keluar dari apa yang dilakukan orang lain terhadapku atau polaku sendiri. Itu menakjubkan. 

Terserah kau akan memulai itu darimana, biar pola itu memang terlihat random, meski ada beberapa hal yang harus kau lakukan berurutan, tapi pastikan hasilnya sama dengan cara berurutan, bahkan lebih baik. Dan biarkan imajinasi pola itu membentuk sendiri di dalam isi kepalamu, mungkin dia akan menggambar sketsa tentang siapa jodohmu, atau dia akan membuat puding roti dengan resep rahasiamu dan akhirnya kau menjadi pebisnis sukses karenanya. Aku membuat sketsa ku sendiri, tentang banyak hal dari pola berbeda yang kulakukan atas setiap kegiatan ku. Dan aku menikmatinya. Karena otak diciptakan oleh satu pencipta dengan bahan dasar yang sama, tetapi kitalah yang menentukan ingin seperti apa otak kita bekerja. Aku menginginkan ia membentuk pola, aku suka karena itu membuat imajinasiku liar dan mimpiku terbang lebih tinggi. 

Happy Sunday.

Komentar