Surat Gadis Amerika di Tanah Palestina Untuk Dunia (2)


Jadi, jika ada orang yang membenarkan aksi-aksi Israel dilakukan akibat kekerasan orang Palestina, bukan hanya aku yang mempertanyakan logika itu dalam kerangka hukum internasional. Bukankah hukum itu mengakui hak orang untuk melakukan perjuangan bersenjata demi mempertahankan tanah dan keluarga mereka. Bukan hanya aku yang mempertanyakan logika itu dalam kerangka Konvensi Keempat Jenewa. Bukankah konvensi itu melarang hukuman kolektif (collective punishment), melarang transfer populasi dari negara penjajah ke wilayah jajahan, melarang perampasan sumber-sumber air, dan penghancuran infrasturktur sipil seperti tanah pertanian. Bukan hanya aku yang mepertanyakan logika itu dalam kerangka konyol yang nyata. Bukankah persenjataan konyol buatan Rusia yang berusia 50 tahun plus peledak-peledak rakitan mempengaruhi agresi salah satu militer terkuat di dunia yang didukung oleh satu-satunya adidaya di dunia. Tapi, aku juga mempertanyakan itu atas dasar akal sehat. 

Bayangkan, jika setiap kehidupan kita sepenuhnya diitndas, hidup bersama anak-akan di area yang terus menyempit, dan sewaktu-waktu (seperti yang sudah-sudah) para serdadu, tank, dan buldoser menghampiri kita (mungkin menyuguhkan kematian yang sedikit lenih ringan dari kelaparan, kekurangan gizi kronis, dan keracunan nitrat yang disebabkan oleh ketergantungan akut kepada sumber-sumber air yang berlokasi jauh dari pemukiman, ke arah timur, dan kondisi air disana sangat buruk), hidup tanpa sarana-sarana ekonomi dan rumah-rumah kita dihancurkan. 

Jika mereka hancurkan semua perkebunan yang telah kita tanami selama ini, sementara sebagian dari kita dipukuli dan ditodong bersama 149 orang lain selama beberapa jam, apakah mama merasa kita boleh gunakan sedikit sarana kekerasan demi melindungi apapun yang tersisa? Sebuah bom yang tertanam di tanah, tidak akan meledak dengan cara apapun kecuali mesin besar melindasnya.
Kurenungkan ini, khususnya saat kusaksikan anggrek-anggrek dirawat , perkebuna-perkebunan yang ditanami pohon buah dihancurkan. Menurut mama, butuh waktu berapa lama menumbuhkan sesuatu yang baik? Betapa seseorang sangat mencintai apa yang ditamanmnya. Dalam situasi yang sama, aku yakin sebagian besar manusia mempertahankan diri mereka semaksimal mungkin. 

Sama sekali tak terpikir olehku jika para petani yang menanam peledak itu. Jadi, tolong jangan tafsirkan ke arah itu. Mereka menyatakan tak pernah ada aktivitas perlawanan di wilayah mereka sebelumnya. Pada hari Senin, kami bicara dengan mereka. Jelas wajah-wajah mereka benar-benar terkejut. Sebagian besar dari mereka berulang-ulang mengatakan, lagi dan lagi, bahwa mereka sama sekali tak mengerti mengapa sumber penghidupan mereka dihancurkan. Sama sekali tak kuketahui siapa penanam peledak itu. Sepanjang pengetahuanku, tentara Israel kerap memanipulasi keadaan, hingga tampak masuk akal mengapa peledak itu diletakkan disana. 

Mama menanyaiku tentang perlawanan tanpa kekerasan. Maka kusebut Intifada pertama. Sebagian besar pemimpin moderat, selama Intifada pertama telah dibunuh, diasingkan, atau dipenjara untuk waktu yang tidak ditentukan. Aktifitas pemukiman ilegal, kenyataannya meningkat pada tahun-tahun setelah (kesepakatan) Oslo. Seperti kusebutkan sebelumnya, awal 1990-an, Israel dan Amerika Serikat tak mencegah perkembangan Hamas. Menurutku, Hamas dipandang ancaman kecil dari perlawanan sekuler. Kecuali itu, ada perlawanan tanpa kekerasan ala Gandhi. Mama pikir aku tinggal bersama siapa. Di rumah-rumah yang akan dihancurkan bersama rentetan tembakan yang kerap terjadi tanpa satu respon pun dari Kalashnikov. 

Senjata perlawanan? Mama pikir siapa orang-orang yang mengoperasikan pusat-pusat HAM? Mama pikir siapa orang-orang yang setiap hari mempertahankan lahan-lahan pertanian mereka di tengah pengawasan menara-menara sniper? Mama pikir siapa orang-orang yang terlibat unjuk rasa bersama kami? Mama pikir apa gerakan yang dipimpin orang-orang Palestina ini -yang kuikuti- dan mereka terlibat langsung dalam aksi tanpa kekerasan? Mama pikir siapa orang-orang yang tetap berjalan di jalan Saleh el-Din tempat anak-anak ditembaki? Mama pikir siapa keluarga yang telah kuceritakan ini, yang sama sekali tak ingin mengambil satu sen pun uang dari kami padahal mereka sangat miskin, sangat miskin. 

Mama, ketika itu mereka berkata kepada kami, “Tempat tinggal kami bukan hotel. Kami menolong kalian karena kami berpikir mungkin kalian kembali dan berkata kepada masyarakat di negeri kalian bahwa kalian pernah tinggal bersama Muslim. Kami berpikir bahwa mereka akan tahu bahwa kami orang baik-baik. Kami orang-orang damai, kami hanya mengehendaki perdamaian.”

Apakah mama berpikir bahwa aku bergaul dengan para pejuang Hamas? Orang-orang ini ditembaki setiap harinya. Inilah penderitaan yang sempurna, seperti yang telah kugambarkan. Tapi mereka tetap berjuang semampu mereka, menghadang senjata-senjata mesin dan peluncur-peluncur roket. Bukankah perjuangan mereka adalah esensi perlawanan tanpa kekerasan- melakukan apa yang harus kita lakukan meski kita ditembaki? 

Ledakkan bom kemarin memecah semua kaca jendela di rumah keluarga ini. Ketika itu kunikmati secangkir teh sambil menghibur dua bayi mungil. Aku tengah menjalani masa-masa sulit sekarang. Hanya karena perutku sedikit sakit, aku terus dimanjakan dengan sangat manis oleh orang-orang yang tengah menghadapi kehancuran. Aku sadar, di Amerika Serikat, ini terdengar berlebihan. Jujur saja, kebaikan yang tulus dari orang-orang disini, berhadapan dengan kekuatan penghancur kehidupan mereka. Bagiku, ini seperti mimpi. Aku benar-benar tak bisa percaya jika ada derita di dunia melebihi di sini. Sekali lagi, menyakitkan bagiku ketika menyeksikan betapa mengerikannya kita yang mendiamkan dunia berlaku seperti ini.  



Kurasa setelah berbicara kepada mama, mungkin mama tak sepenuhnya mempercayaiku. Menurutku, sangat baik jika mama memang tidak percaya. Karena aku, di atas segaalanya, sangat menjunjung pemikiran kritis yang independen.  Kusadari saat bersama mama, aku sedikit ceroboh untuk mendasarkan setiap pernyataanku. Alasan utamanya, aku tahu, mama semestinya datang dan melakukan riset sendiri. Namun, itu membuatku khawatir.

Komentar