Mungkin sudah saat nya aku berpikir mengenai apa yang
salah padaku ketika kecil. Dulu setiap anak haruslah patuh saat dibilang
"jangan" atau "hentikan" oleh orang tua mereka. Hingga
beberapa waktu lalu, aku melihat cerminan diriku saat aku berumur 8 tahun. Saat
itu, aku tak sengaja menumpahkan jus yang di buat ibu. Ibu berkata aku
dihukum, lalu aku hanya tahu bahwa hukumanku adalah membersihkan karpet.
Sepanjang perjalanan ku menju dewasa, kemudian aku mencoba untuk mencari
beberapa referensi yang bagus ketika memberi hukuman pada anak. Semoga ini
bermanfaat.
Aturan 1 Jangan memarahi.“Kalau kamu
melempar truk itu sekali lagi, kamu akan Mama hukum!” Pesan yang ditangkap
anak: Aku boleh melempar sekali lagi sebelum Mama marah!
“Begitu Mama menentukan suatu aturan,
langkah berikutnya adalah memberi perintah tanpa emosi bahwa ia ‘dihukum’. Dan
berikan instruksi secara pendek dan jelas. Misalnya, untuk anak usia
2 tahun, Mama bisa bilang, “Dihukum karena melempar.”
Aturan 2 Lupakan ‘kursi hukuman’ atau
sesuatu seperti itu. “Ingatlah, bahwa, meminta anak usia ini untuk duduk
diam sangat tidak realitis dan tidak penting,”.
Apa yang Mama sebenarnya lakukan
adalah memberi anak ‘hukuman’ berupa tidak memperhatikannya.
Katakan saja, "Kamu dihukum!" dan berjalanlah menuju sudut lain dari
ruangan.
Aturan 3 Belajarlah untuk mengabaikan
anak. Selama dihukum, Mama harus tetap tenang—dan menjaga jarak. “Perhatikan...
Anak harus masih bisa melihat Mama, tapi ia juga melihat kalau Mama tidak marah
dan ia sebenarnya kehilangan waktu berkualitas dengan Mama.” Sebaiknya,
interaksi dilakukan seminimal mungkin selama ia ‘dihukum’.
Aturan 4 Jangan berlebihan. “Hukuman harus berakhir setelah anak tenang,”. “Dan selesailah
hukuman tersebut. Mama tidak perlu mengungkit-ungkit lagi perilaku buruk
anak."
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
menghukum anak adalah:
- Hindari menghukum anak saat sedang marah. Tarik nafas dalam-dalam, pindah ke ruangan lain dan minum air. Biarkan amarah mereda agar seorang ibu bisa berpikir lebih jernih.
- Jangan pernah menghukum secara fisik seperti memukul, menendang atau menyabet. Tindakan itu, selain melanggar hak anak juga akan membuat anak trauma.
- Jangan pernah menghukum dengan memarahi, mencaci maki, dan menggunakan bahasa yang menyakiti hatinya
- Jangan menghukum anak di depan umum yang akan membuatnya malu
- Jika kita ingin memberinya time-out tempatkan ia di tempat yang tidak ia sukai, misalnya, duduk di kursi di pojok. Waktunya satu menit. Agar balita tahu berapa satu menit itu, set alarm, yang akan memberi tanda jika time-out berakhir.
Ada beberapa alasan mengapa hukuman
itu harus diberikan pada anak yang bersalah, diantaranya yaitu:
1. Agar anak tidak mengulangi kejadian
yang sama
Ketika sekali waktu anak melakukan
kesalahan, mungkin kita bisa memakluminya dan memberikan pengertian, akan
tetapi jika berulang kali melakukan kesalahan yang sama maka sebagai orang tua
kita bisa marah melihat perilaku demikian. Dalam hal ini hukuman memang
dimaksudkan agar anak jera (kapok) untuk melakukan kesalahan yang sifatnya
sama.
2. Dapat mengambil pelajaran dan hikmah
Kesalahan bagaimanapun juga akan
menjadikan anak untuk bisa mengambil pelajaran tentang peristiwa yang
dihadapinya. Dengan pemberian hukuman kepada anak, diharapkan ia akan bersikap
hati-hati diwaktu yang sama sekaligus jika ia bisa mensosialisasikan perbuatan
yang kurang baik itu hendaknya jangan dilakukan kepada teman, saudara, atau
orang lain, itu berarti menandakan bahwa anak sudah bisa mengambil pelajaran
atas kesalahannya itu.
3. Konsistensi Sebuah Perjanjian
Hukuman yang baik pada dasarnya adalah sebuah
konsekuensi dari perjanjian yang kita buat bersama dengan anak. Makna hukuman
yang kita berikan kepada anak harus kita pahami bahwa hukuman bukanlah untuk
memuaskan nafsu dan emosi kita ketika anak berbuat kesalahan, dan setelah emosi
kita luntur maka berakhirlah hukuman yang kita berikan kepada anak.
Jadi, Hukuman perlu diberikan pada anak karena pada
dasarnya pemberian hukuman pada anak diharapakan akan berpengaruh pada jiwanya,
setiap anak akan sadar bahwa apapun perbuatan yang ia lakukan akan dimintai
pertanggungjawaban.
Komentar
Posting Komentar